Saturday, April 21, 2012

Misteri Kematian Wanita Simpanan JFK yang dibungkam CIA?


Washington – Kematian salah satu perempuan simpanan mendiang Presiden Amerika Serikat (AS) John F Kennedy (JFK) ini amat mencurigakan. Benarkah ia tewas karena dibungkam CIA?

Mary Pinchot Meyer meninggal beberapa bulan setelah JFK ditembak mati pada 1963 lalu. Kematiannya langsung memicu berbagai teori konspirasi. Terbaru adalah sebuah teori bahwa Mary menjadi sasaran operasi rahasia Badan Intelijen AS (CIA) yang ingin membungkamnya.

Mary memang dekat dengan keluarga Kennedy. Janda cantik itu dikenal media sebagai selingkuhan JFK, yang pria flamboyan. Misteri kematiannya diungkap penulis Peter Janney melalui buku ‘Mary's Mosaic: The CIA Conspiracy to Murder John F. Kennedy, Mary Pinchot Meyer and Their Vision of World Peace’.

Menurut Janney, Mary yang sedih dengan pembunuhan JFK, mengadakan penyelidikan sendiri atas kematian pria yang dicintainya itu. Janney menyatakan, Mary kemungkinan sudah nyaris mengungkap kenyataan sehingga CIA menganggapnya sebagai ancaman.

Badan intelijen itu kemudian melaksanakan sebuah operasi, melibatkan sebuah penembakan yang dibuat seakan Mary korban kekerasan seksual berujung maut. Benar tidaknya, belum bisa dipastikan. Yang jelas, kematiannya pada 12 Oktober 1964 memang dikelilingi hal-hal mencurigakan.

Mantan suaminya, Cord Meyer, adalah seorang agen CIA. Pasangan ini bagian dari komunitas elit Georgetown di Washington. JFK dan istrinya saat itu, Jacqueline yang kemudian lebih dikenal Jackie O, juga anggota komunitas itu.

Pasangan ini akhirnya berkawan dekat, termasuk dengan saudari Mary yang bernama Antoinette atau biasa dipanggil Tony dan suaminya, Ben Bradlee, kepala biro media Newsweek. Bradlee kemudian bekerja sebagai redaktur pelaksana The Washington Post.

Pasangan lain yang dekat dengan mereka adalah teman sekelas Mary di Vassar College, Cicely d’Autremont dan suaminya, James Angleton yang kepala antipengawasan CIA. Janney mengklaim, Mary suka membawa ganja dan LSD untuk dikonsumsi bersama JFK.

Saat sedang mabuk narkoba dan berbincang, Mary yang dilaporkan suka dengan sifat cinta damai JFK, merayu sang presiden untuk mencari solusi damai bagi krisis dunia. Misalnya Perang Dingin melawan Rusia atau krisis rudal Kuba.

Saat itu, LSD masih legal dan banyak orang, termasuk Dosen Harvard Timothy Leary meyakini, penggunaannya bisa membantu orang membuka wawasannya. Buku Janney ini bukan yang pertama membahas hubungan Mary dan JFK.

Janney juga menyatakan, CIA yang membunuh Mary merencanakan pembunuhan JFK karena sang presiden menolak meningkatkan kekerasan yang mereka inginkan, dalam Perang Dingin. Sejumlah media Amerika, seperti Huffington Post menyatakan, buku Janney berdasarkan asumsi dari teori lama.

Satu pertanyaan muncul terkait buku harian Mary yang memuat tulisan mengenai hubungannya dengan JFK. Pada hari ia dibunuh, Bradlee mampir ke rumahnya untuk mencari buku harian itu. Meski pintunya terkunci, Bradlee melihat Angleton di rumah itu.

Angleton ketika itu menyatakan, ia juga mencari buku harian itu karena istrinya yang kawan dekat Mary, memintanya. Siapa yang memperolehnya, tak diketahui karena buku itu masih belum ditemukan hingga kini.

Petunjuk lain yang diungkap Janney, pernyataan mantan suami Mary yang dalam penyelidikan polisi berkata, ia yakin kematian mantan istrinya hanya perampokan biasa. Sebelum meninggal pada 2001, Meyer berkata orang yang membunuh JFK juga membunuh istrinya.

Polisi menahan Robert Crump, pria yang ditemukan dekat rumah yang menjadi tempat pembunuhan Mary. Crump sama sekali tak berhubungan dengan senjata pembunuh, yang juga tak pernah ditemukan. Crump bahkan tak pernah berhubungan dalam hal apapun dengan Mary. [ast]

Sumber:web.inilah.com/read/detail/1853053/perempuan-yang-dibungkam-cia

No comments:

Post a Comment