Thursday, November 1, 2012
Heboh ‘Pocong Gentayangan’ Makam Leginah Dibongkar
Sudah hampir dua minggu terakhir ini kawasan Donorejo, Kel Talang Banjar, Jambi Timur, dan Jalan Gn Kidul, dekat
SMK Attaufiq dan asrama polisi Talang banjar bagai tak berpenghuni. Namun pantauan Tribun pada pukul 22.00, Rabu (31/10/2012 malam)
kawasan ini mendadak ramai. Ribuan warga memadati kawasan TPU Darul Akhirat, Talang Banjar.
Bahkan aparat kepolisian dipinpin Kapolsek Jambi Timur AKP Fery Ardian datang untuk memastikan kerumunan massa tidak anarkhis. Camat
Jambi Timur Ridwan Saleh, dan Lurah Talang Banjar mendatangi lokasi.
Ternyata sumber kehebohan itu adalah munculnya isu penampakan sosok mirip pocong yang bergentayangan.
Warga yang memadati lokasi ini, lantaran penasaran dengan cerita yang marak beredar dari mulut ke mulut. Tak hanya itu, perbincangan
mengenai penampakan ini juga marak di grup BlackBerry Messengger (BBM) dan Twitter.
Terkait dengan isu-isu yang meresahkan masyarakat semacam ini, ustad Heriyanto, dari Desa Lubuk Kayu Aro, Kecamatan Mestong Kabupaten
Muaro Jambi mengatakan, fenomena seperti ini memang sering didengar, namun menurutnya, dalam Islam kejadian seperti itu tidak ada.
Dia berpesan, jika masyarakat merasakan ketakutan, maka tenangkanlah dengan membaca ayat-ayat Alquran yang mereka hafal. “Boleh Ayat
Kursi, Al-Fatiha, Al-Falaq dan Annas atau Surah Yasin. Tapi yang lebih bagusnya membaca Ayat Kursi karena menyimpan makna yang sangat
mendalam,” jelasnya.
Kapolsek Jambi Timur AKP Fery Ardian yang dihubungi saat berada di lokasi mengatakan belum bisa berkomentar banyak. “Saat ini sedang
dilaksanakan musyawarah dengan warga, besok saja informasi yang lebih jelas,” katanya.
Isu yang muncul, arwah perempuan bernama Leginah (30) yang meninggal dua minggu lalu, mendatangi warga di Donorejo dan sekitar
Attaufiq. “Sedikitnya 10 orang yang mengaku didatangi almarhum. Arwah itu meminta agar tali pocongnya dilepas,” kata Ilham, pemuda
setempat yang ditemui Tribun di lokasi kemarin malam.
Ali, pemuda lain pun memperkuat keterangan Ilham. “Sudah 2 minggu ini pertokoan di sekitar asrama polisi, Attaufiq sepi. Jam 9 sudah pada
tutup, biasanya jam 2 malam masih ramai,” katanya.
Kemarin malam, keluarga Leginah datang di Rumah Ketua Pemuda di kawasan TPU, dan terlibat perundingan dengan warga, polisi dan tokoh
masyarakat. Dalam pertemuan itu, warga menuntut makam Leginah dibongkar kembali.
Herman, lelaki paruh baya, yang bertugas menggali kubur almarhum kepada Tribun mengakui, saat prosesi pemakaman, tali pocong pada kain
kafan tidak dilepas. “Waktu itu saya sadar tali pocong tidak dibuka, tapi pihak keluarga tak membolehkan,” kata Herman.
Dia pun membeberkan sejumlah kejanggalan saat prosesi itu. Katanya, jenazah ketika dikeluarkan dari mobil ambulans langsung dimasukkan
ke dalam kubur. “Tanpa diazani, pokoknya tidak mengikuti tata cara kita kebanyakan,” katanya.
Tambahnya, pihak keluarga yang jumlahnya puluhan saat prosesi itu, berdoa dgn cara berdiri dan menghadap matahari.
Marzuki, Ketua RT 28, yang mengikuti pertemuan, mengakui adanya keresahan masyarakat. “Memang banyak yang resah, tapi belum ada
satupun yang mengaku pada saya pernah melihat secara langsung. Penampakan itu hanya tersebar di HP!” Informasinya besok pukul 09.00
akan ada pertemuan di kantor lurah.
“Memang, tata cara tidak lazim seperti kita. Mayat tidak diazankan, dan ujung kaki dan dahi tidak menyentuh tanah,” katanya. Dalam
pertemuan kemarin, pihak keluarga mengakui tidak melepaskan tali pocong jenazah.
sumber
No comments:
Post a Comment