Tapi di sana lain cerita karena begitu takutnya kini makhluk tersebut diberi makanan berupa bunga tujuh rupa dan ditutup matanya guna menghindari hal-hal yang tidak mereka inginkan. Mereka takut dengan makhluk berbentuk boneka itu akan mencelakai mereka. Halah...
Salah seorang warga dusun itu Daljiri (43) yang juga tokoh masyarakat setempat menjelaskan hal ini dilakukan untuk menghindari, dampak metafisika yang dilakukan oleh jenglot yang lambat laun mengalami bentuk perubahan setelah beberapa jam ditemukan oleh penambang pasir di Sungai. Penutupan mata jenglot dengan kain mori dan pemberian makanan itu dilakukan setelah warga melakukan konsultasi dengan para sesepuh sekitar desa yang meyakini bahwa jenglot itu benar-benar hidup dan mempunyai daya mistis yang sangat kuat.
Seperti dilansir oleh Merdeka .com pada senin (27/8) bahwa setelah warga berkonsultasi dengan sesepuhnya mereka memutuskan untuk menutup mata jenglot itu dengan kain mori agar tidak berpengaruh pada warga yang melihatnya dan kemudian memberinya makan dengan kembang Tujuh rupa.Awalnya mereka akan memberikan makanan berupa darah. Namun, karena belum ada seorang paranormal atau orang pintar yang bisa berkomunikasi sementara kita beri makan bunga tujuh rupa saja.
Apakah sebagian besar masyarakat kita masih percaya akan tahayul? Seharusnya segala daya upaya ditujukan untuk belajar dan belajar menata masyarakat kea rah yang lebih cerdas dan maju baik secara pendidikan maupun Ekonomi. Bukan disedot perhatiannya dengan Tahayul seperti jenglot ini. Bagaimana pendapat Criters masih percaya Jenglot membuat kita midarat atau sengsara sehingga harus bersusah payah memberinya makan?
sumber
No comments:
Post a Comment