Densus 99 adalah Gerakan Pemuda Ansor yang dibentuk untuk mencegah munculnya gagasan-gagasan radikal terorisme. Densus 99 Ansor ini merupakan bentuk pengabdian untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Lebih lanjut menurut situs resmi PBNU Tujuan pembentukan Densus ini untuk menangkal gerakan Islam garis keras dan melindungi akidah Ahlus Sunnah Wal Jama`ah dari kelompok yang mudah mengafirkan umat Islam lainnya.
Densus 99
Densus 99 yang berjumlah 204 personel ini dibekali bela diri dan ilmu kebal. Selain itu, detasemen yang berada di bawah komando Gus Nuruzzaman ini juga memiliki keahlian menjinakkan bom.
Kehadiran Densus 99 mendapat sambutan hangat dari Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyad Mbai. Kata Ansyad, “Yang paling penting secara politis itu pesan penting kepada teroris bahwa masyarakat sudah benci, sudah muak dengan kelakuan mereka. Itu yang penting. Itu pesan yang saya lihat paling penting dari munculnya Detasemen 99.”
Densus 99 didirikan tepat pada ulang tahun ke-77 GP Ansor pada 24 April 2011. Pembentukannya bertepatan dengan banyaknya radikalisasi yang mengatasnamakan agama, termasuk pula peledakan bom yang mengatasnamakan agama di tempat umum dan masjid. Tugas densus ini adalah melakukan pencegahan terorisme dan memberikan edukasi kepada publik supaya tidak terprovokasi oleh gerakan-gerakan yang menginginkan Indonesia bubar.
HUBUNGANNYA DENGAN DENSUS 88Densus 99 ini kurang lebih sama tugasnya dengan densus 88, tetapi densus 99 ini sifatnya hanya mengantisipasi masuknya gerakan radikal seperti teroris ataupun NII ke seluruh wilayah Indonesia sedangkan densus 88 lebih ke mengungkap jaringan dan menangkap para pelakunya.
Ketua GP Ansor BS, Ismet Putra Harminta mengungkapkan, khusus di Kabupaten BS kemarin sedang melakukan seleksi bagi anggota GP Ansor untuk menjadi densus 99. Jumlah anggota densus ini sebanyak 55 orang terbagi di 11 kecamatan dalam wilayah Kabupaten BS. “Jadi masing-masing kecamatan akan kita tempatkan 5 anggota densus 99,” terang Ismet.
Dalam seleksi kemarin, para anggota banser yang dididik khusus untuk menjadi anggota densus ini, diberikan uji materi mengenai wawasan kebangsaan seperti pemahaman mengenai NKRI, paham Islam Al Sunnah Wal Jamaah, wawasan wiyatamandala, termasuk mengenai paham ke ansoran dan ke NU-an.
Mereka juga diberikan ilmu kebatinan untuk mengantisipasi kalau sampai ada perlawanan dari orang-orang tidak senang terhadap upaya densus 99 melawan gerakan radikal ini. Kemarin, anggota banser yang akan dijadikan anggota densus mempertunjukan aksi mereka mematahkan kikir yang terbuat dari baja serta memecahkan botol dengan menggunakan tangan kosong.
Setelah lulus seleksi anggota densus, maka mereka diberikan wewenang untuk memantau pergerakan warga di kecamatan masing-masing, apakah ada kemungkinan yang sudah mulai terhasut gerakan radikal. “Jadi setiap 1 minggu sekali, kita akan meminta laporan setiap perkembangan di kecamatan masing-masing. Kalau ada temuan, nanti bisa berkoordinasi dengan kepolisian atau TNI,” demikian Ismet.
Ketua Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Arsyad Mbai mengatkan bahwa Densus 99 tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Densus 88. ”Densus 99 tidak selevel lah dengan Densus 88. Tapi ini adalah modal utama untuk melawan teroris,” tandasnya.
Arsyad juga mengaku bahwa keberadaan Densus 99 tidak akan berpengaruh dengan kinerja Densus 88. ”Kami tak terganggu karena tugasnya pun berbeda. Densus 99 tidak bisa melakukan penangkapan dan penyidikan,” pungkasnya.
sumber
No comments:
Post a Comment