Friday, October 5, 2012

Bunga Bangkai Kampung Jero yang Tumbuh Satu Tahun Sekali

Warga Ingin Budidaya Bunga Bangkai
SIKLUS bunga bangkai yang tumbuh setiap tahun sekali membuat warga ingin membudidayakan bunga yang tumbuh tak lebih satu meter tersebut. Warga merasa, bunga bangkai tersebut adalah bunga langka yang harus dilestarikan keberadaannya. Berikut penusurannya.
Laporan : ZULFAH ROBBANIA, Cianjur
MESKI telah dipastikan bahwa bunga bangkai yang tumbuh dipekarangan rumah milik warga di Kampung Jero, Desa Maleber, Kecamatan Karangtengah, Cianjur, bukanlah bunga bangkai jenis Amorphopalus Titanum, warga tetap berkeinginan untuk membudidayakan bunga bangkai.
Jenis Amorphopalus Titanum, memiliki ciri khas, yakni ukurannya yang raksasa, karena mencapai tiga meter. Bentuk bunga tersebut sangat unik, karena memiliki seperti batang panjang serta dikelilingi oleh kelopak yang besar. Siklus kehidupan Amorphopalus Titanum hingga muncul menjadi bungai mencapai empat tahun. Sedangkan warna bunga pada bagian luar kuning dan bagian dalamnya cokelat keungu-unguan.
Sementara jenis bunga bangkai yang ada di pekarangan warga, memiliki siklus kehidupan yang mencapai satu tahun. Ukurannya jauh lebih kecil, setiap kali tumbuh mencapai 50-60 centimeter. Warna bunga tersebut dominan cokelat keungu-unguan. Ciri lainnya, bunga bangkai ini, tidak memiliki bagian seperti batang panjang, malah bentuknya seperti bunga yang kuncup.
Diantara perbedaan kedua jenis bunga bangkai tersebut, terdapat persamaannya, yakni masa tumbuh yang hanya mencapai dua minggu. Tidak hanya tu, bau menyengat seperti bangkai ini, akan tercium mulai sore menjelang malam.
Meski demikian, warga tetap berkeinginan untuk membudidayakannya, karena bunga tersebut jenis tanaman langka. Warga menilai, tumbuhnya bunga bangkai di lokasi yang sama selama dua tahun berturut-turut, menjadikan lokasi tersebut merupakan habitat yang cocok untuk bunga bangkai.
“Siklusnya sudah terlihat, yakni setahun sekali. Ini bisa jadi bahan penelitian, kenapa tumbuhnya selalu disini dalam dua tahun terakhir ini. Pemerintah seharusnya bisa turun tangan,” ungkap Aip Syarifudin, warga setempat.(**)



                                                                DOWNLOAD VIDEO

No comments:

Post a Comment