Maraknya ustaz dan dai yang berdakwah di berbagai media massa seperti mencitrakan penceramahan agama layaknya selebritas. Terlepas plus minusnya semarak syiar Islam itu, dikhawatirkan terselip jebakan komersialisasi dakwah yang membuat isi ceramah jadi hiasan belaka.
Ustaz Solmed (Foto:ist)
Dakwah adalah panggilan luhur dalam menyampaikan pesan–pesan Illahi yang tidak baik dijadikan modus komersialisasi untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.
Hal tersebut diakui ustaz Saleh Mahmud Munawir atau yang dikenal dengan ustaz Solmed. Namun ia juga tidak menampik, jika dalam menyampaikan ayat Tuhan, ia menerima bayaran atau honor dalam jumlah tertentu. Namun ia menambahkan, jika hal tersebut bukan menjadi tujuan utamanya, sebab ia mengaku tidak pernah mematok harga khusus untuk tampil berceramah.
“Jika waktu saya tidak padat saya usahakan hadir, begitu pula untuk undangan berceramah sosial kemanusian. Dan untuk tarif saya tidak mematok tarif khusus untuk ini semua. Hadiah atau besek sederhana pun saya terima dengan lapang dada,” ujar ustaz Solmed saat dihubungi Beritasatu.com.
Bagi ustaz Nur Maulana yang terkenal dengan gerakannya yang unik saat mengucapkan “Alhamdulillah” tersebut, masalah honor adalah rahasia dapur. Apalagi kini ia aktivitasnya menyampaikan kebaikan melalui ceramah telah diatur oleh manajemen Trans TV.
“Saya tidak pilih kasih, yang mana dulu undang saya. Kalau memang waktunya tepat saya akan datang dan tidak bicara harga. Karena saya selalu ingin ceramah tapi tidak menargetkan bayarannya. Bahkan setiap orang memberi saya uang, saya berikan kepada istri saya untuk dibagi tiga dengan ayah saya,” tuturnya saat dihubungi Beritasatu.com.
“Saya tidak pernah boleh menyebut titik nominal, serta masalah kontrak saja saya tidak melihat dan misalkan kalau ada undangan dengan berbicara mengenai uang, saya tidak mau menjawab dan untuk dua bulan ini tidak menerima tawaran, harus melewati pihak Trans TV,” imbuh ustaz Maulana panjang lebar.
Ustaz bukan cita-cita
Menjadi ustaz yang sedang naik daun seperti saat ini memang bukanlah cita-cita Ustaz Solmed. Malah, ustaz yang murah senyum itu mengungkapkan, jika dirinya justru bercita-cita menjadi presiden saat kecil. Suami artis April Jasmine tersebut lantas menemukan berbagai kejadian dalam hidupnya yang kini mengantarkannya menjadi salah satu ustaz kondang.
“Ini gara-gara saya masuk pesantren saat SMP. Saya rasa ini (menjadi ustaz) adalah penggalian bakat yang telah diasah,” ujar ustaz Solmed.
“Dulu masuk pesantren memang terpaksa karena dipaksa orangtua yang melihat saya nakal,” imbuhnya.
Karena terpaksa pula awalnya ustaz Solmed mengikuti permintaan orangtua dengan ancaman akan diusir dari rumah, jika permintaan orangtua agar dirinya masuk pesantren tidak diikuti.
“Saat itu saya berpikir, apa boleh buat. Orangtua sangat keras mendorong saya untuk masuk pesantren. Dengan harapan menjadi anak yang berbakti terhadap manusia dan orangtua kelak.
Sementara kisah ustaz Maulana menjadi penceramah kondang pun tergolong unik. Ustaz Maulana dilirik pihak Trans TV melalui youtube. Dengan gayanya yang menarik dan jenaka, Ustaz Maulana pun diundang pihak Trans TV untuk datang mengisi program keagamaan di Trans TV. Ternyata tanggapan masyarakat sangat baik. Program tersebut mendapatkan rating dan share yang baik dibandingkan dengan program keagamaan lainnya.
Berbeda dengan ustaz Solmed, menjadi penceramah dan berdakwah sebenarnya sudah dilakukan ustaz maulana sejak usianya 14 tahun. Lelaki asal Makassar tersebut semakin mengasah kemampuannya berdakwah saat melanjutkan sekolah di Pondok Pesantren An Nahdah di Makassar.
Kini, jadwal ustaz Maulana sangat padat. Bahkan ia sendiri mengaku sedikit kerepotan dalam memenuhi undangan untuk berdakwah.
“Beberapa kali saya menghadiri undangan untuk berdakwah di Kalimantan seperti Samarinda, Tarakan, dan Balikpapan. Biasa juga pernah di undang hingga Kaimena di Irian Barat, umumnya yang mengundang dari Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan yang ada di daerah tersebut.” Ujar ustaz yang humoris tersebut.
Kabar yang beredar, untuk memakai jasa ustaz Maulana berdakwah, penyelenggara acara harus merogoh kocek sampai Rp20 juta untuk tampil sekitar dua jam. Namun lagi-lagi jumlah tersebut enggan dikonfirmasi sang ustaz.
No comments:
Post a Comment