(Foto: thinkstock)
"Orang dewasa 100 kali lebih rentan meninggal dunia akibat penyakit yang berhubungan dengan vaksin daripada anak-anak, terutama pada orang yang berusia di atas 60 tahun. Jadi vaksin bukan hanya untuk anak tapi juga buat orang dewasa," jelas Prof Dr dr Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa, dalam acara temu media di Gedung Kemenkes, Kuningan Jakarta, Jumat (27/4/2012).
Prof Samsuridjal mengatakan, ada beberapa kelompok orang yang dianggap paling membutuhkan, yaitu:
- Kelompok usia lanjut (lebih dari 60 tahun) yang jumlahnya di Indonesia sekitar 25 juta orang
- Penderita penyakit kronik seperti penyakit jantung, paru, ginjal dan diabetes melitus.
- Orang dengan risiko pekerjaan tinggi seperti tenaga kesehatan (rentan hepatitis B), penyaji makanan (rentan tifoid) dan wisatawan.
- Pengguna narkoba suntikan, yang rentan terhadap hepatitis B dan hepatitis C.
- Perokok, yang rentan pneumonia.
- Mempunyai banyak pasangan seksual, seperti HIV dan hepatitis B.
- Homoseksual, yang rentan terhadap hepatitis B dan hepatitis A.
"Jika dilihat dari grafik, distribusi kematian akibat influenza semakin tinggi dengan bertambahnya usia. 94 persen kematian karena influenza terjadi pada usia di atas 60 tahun," lanjut Prof Samsuridjal.
Pada kelompok usia 0-59 tahun, risiko kematian akibat influenza sangat kecil hanya 6 persen. Lalu pada kelompok usia 60-69 tahun ada 12 persen, 70-79 tahun ada 28 persen, dan kelompok orang yang di atas usia 80 tahun bisa mencapai 54 persen.
Vaksinasi yang bisa diberikan pada orang dewasa antara lain:
- Hepatitis B
- Hepatitis A
- Tetanus
- MMR (measles-mumps-rubella/campak, gondongan dan rubela)
- Tifoid (tifus)
- Influenza
- Pneumokok (penyakit akibat pneumococcus)
- Meningokok (penyakit meningitis)
Sumber: detikhealth; berita unik
DOWNLOAD VIDEO
No comments:
Post a Comment