Info Wirausaha Terbaik - Berawal dari georbak minuman sederhana, M. Asmui Kammuri kini sukses mengelola bisnis minuman. Melalui bendera javapuccino, dia melebarkan sayap usahanya ke seluruh indonesia.
Asmui kini tak lagi menghuni rumahna di kawasan pamulang tangerang selatan. Dia memboyong keluarganya ke bogor. Di rumah itulah dia mengendalikan seluruh kegiatan bisnis, mulai menyompan bahan-bahan produksi hingga menerima para relasi bisnis.
Di ruang tan[mu, selain terdapat satu set sofa,ada gerobak Javapuccino, usaha minuman miliknya. “Produk utamanya adalah kopi arabika dan robusta Indonesia, serta the dari Slawi, Jawa tengah,” Kata asmui tentang produk minuman yang dikelolanya.
Saat ini ada sekitar outlet javapuccino di seluruh Indonesia. Diantara jumlah itu, 49 unit adalah milik Asmui yang tersebar di Jakarta, Bogor, tangerang dan Semarang. Sisanya adalah milik para Franchiser yang bekerja sama dengan dia.
Asmui memang tinggal menangguk keuntungan dari usahanya. Tapi , hal itu tidak datang dengan sendirinya. Lelaki kelahiran Semarang, 24 Oktober 1985, itu harus bekerja ekstrakeras sebelum bisnisnya berkembang seperti sekarang. Dia mengawali usahanya saat kuliah di program studi Akuntansi Universitas islam Negeri Sarif Hidayatullah (UIN), jakarta, pada tahun 2006. Ketika itu dia bikin lembaga bimbingan belajar (LBB) yang di beri nama Smart College. Asmui mengumpulan kawan-kwannya di kampus untuk disalurkan menjadi guru guru les privat.
Sebelum dia pernah menjadi tentor di LBB Bing Pelajar. Hasil dari bisnis itu sesungguhnya lumayan. Namun, usahanya tersebut bubar setelah berjalan dua tahun. Penyebabnya adalh bisnis itu mengganggu kuliah. Karena menjalankan usahanya itu, dia sering tidak masuk kelas. Nilai nya pun banyak yang turun.
Meski begitu, naluri bisnis Asmui tidak mati. Dia harus melakukan itu untuk membantu kuliah. Orang tuanya adalah petani sehingga secara finasial tidak bisa diandalkan sepenuhnya untuk membiayai kuliah Asmui. Berbisnis juga harus dilakukan Asmui sebagai upaya melunasi utang-utangnya yang menggunung.
Kali ini dia menjajal usaha minuman. Alasannya, pengelolaannya mudah dan untuk yang didapat besar. “Kalau makanan, lebih merepotkan. Apalagi, makanan juga lebih cepat basi. Kalau tidak laku, malah bisa merugikan, “urainya.
Awalnya dia menamai minumannya itu dengan Josstea. Namun, Asmui gagal mendapat hak paten. Yang berhasil adalah naa Javapuccino. Dalam meracin berbagai minuman yang akan dijual, dia mengambil kursus barista kepada seorang kawannya yang bekerja sebagai batender.
Lalu, pada 2 Februari 2008, dia memberanikan diri membuka kios minuman kopi dan the Ciputat. Dia bermodal Rp. 3 juta untuk membuat gerobak dan menyewa tempat.
Tak disangka, minumann yang dijualnya laris manis. Dia pun bisa tetap masuk kuliah dan menggaji sang teman yang membantu berjualan. Seperti usaha jalanan lainnya. Dia harus menghadapi premanisme yang meminta uang jatah keamanan. Gerobak yang dititipkan di sebuh tempat penitipan kerap dijarah. Suatu ketika, kotak penyimpanan es yang hilang. Di lain waktu blender yang raib.
Namun, Asmui tidak menyerah. Pada 2008, dia menyediakan ice blend coffe dan aneka the. Setahun kemudian bertambah bubble drink dan smooothies. Sebelum setahun berdagang, dia berhasil menyewa tempat di kantin UIN.
Kampus dan sekolah menjadi tempat utama Asmui membuka dagangan. Saat ini, selain di UIN, outlet javapuccino berada di Universitas Indonesia, Universitas Trisakti, Universitas Tarumanegara, Universitas Padjajaran, universitas Sumatera Utara, dan sejumlah kampus lainnya.
Pengembangan ke sejumlah instansi pendidikan itu berhasil dilakukan setelah 2009 dia membuka kesempatan bagi pihak-pihak yang tertarik menjalankan bisnis itu dengan cara franchise. Selain di kampus-kampus, outlet Javapuccino dijumpai di sejumlah supermarket dan pusat perbelanjaan. Dia kemudian mendirikan PT. Javapuccino Coffe untuk mewadahi usahanya itu.
Asmui menargetkan usahanya naik pangkat, dari gerobak menjadi kafe. Pilot project kafe nya telah di buka di UIN. Setelah ini, kaffe-kafe serupa akan merambah ke gedung-gedung perkantoran. “Hingga kini, belum banyak persaingan di gedung perkantoran. Biasanya sastu kantor hanya terdapat satu kafe, “paparnya. “Sedangkann di Jakarta masih banyak gedung perkantoran yang belum punya kafe. Jadi, pasarnya masih sangat luas,” sambung Asmui.
Cerita sukses javapuccino membuat Asmui menui banyak penghargaan. Diantaranya Wirausaha Muda Sukses Terbaik 2011 dari Menteri koperasi dan UKM RI, Indonesia Franchise Award 2011 kategori fastest Growing Franchise, dan juara Nasional Wirausaha Muda Mandiri 2010.
Tak puas hanya berhenti di satu bidang usaha. Asmui memperluas bisnisnya ke bidang sepatu. Dia mengusung mereka Della Luce. Pasarnya adalaj kelas menengah ke atas. Sepatu-sepatu itu di produksi di Bogor. Dan dipasarkan di daerah Indonesia dengan sistem reseller. Untuk menjalankan usaha sepatu, Asmui menggandeng istrinya, Wiwi Winarti. Sepatu-sepatu yang di produksi lebih banyak adalah ragam sepatu yang digunakan kaum hawa. Pertimbangannya adalah kaum hawa lebih konsumtif untuk urusan alas kaki. (Jawa Pos,Edisi Cetak, Sabtu 10 Maret 2012)
Dari artikel di atas apa yang akan kita ambil kesimpulan sobat Bloger? Tentunya dalam berwiraswasta itu tidak mudah membalikkan tangan, hanya orang-orang yang mempunyai jiwa teguh dan tidak putus asa dalam memulai usaha. Pantang menyerah dan selalu berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar terbuka nya jalan kesukaran. Kesuksesan semoga akan tercurahkan untuk Anda semua. Amin
Dan tentunya, ane akan berusaha juga untuk menjadi yang terbaik dalam kontes Ultrabook Notebook Tipis Harga Murah Terbaik dan Promo Member Alfamart Minimarket Lokal Terbaik Indonesia. Mohon dukungannya.
beritaburung9 Bukan Bloger Terbaik
DOWNLOAD VIDEO
Asmui kini tak lagi menghuni rumahna di kawasan pamulang tangerang selatan. Dia memboyong keluarganya ke bogor. Di rumah itulah dia mengendalikan seluruh kegiatan bisnis, mulai menyompan bahan-bahan produksi hingga menerima para relasi bisnis.
Di ruang tan[mu, selain terdapat satu set sofa,ada gerobak Javapuccino, usaha minuman miliknya. “Produk utamanya adalah kopi arabika dan robusta Indonesia, serta the dari Slawi, Jawa tengah,” Kata asmui tentang produk minuman yang dikelolanya.
Saat ini ada sekitar outlet javapuccino di seluruh Indonesia. Diantara jumlah itu, 49 unit adalah milik Asmui yang tersebar di Jakarta, Bogor, tangerang dan Semarang. Sisanya adalah milik para Franchiser yang bekerja sama dengan dia.
Asmui memang tinggal menangguk keuntungan dari usahanya. Tapi , hal itu tidak datang dengan sendirinya. Lelaki kelahiran Semarang, 24 Oktober 1985, itu harus bekerja ekstrakeras sebelum bisnisnya berkembang seperti sekarang. Dia mengawali usahanya saat kuliah di program studi Akuntansi Universitas islam Negeri Sarif Hidayatullah (UIN), jakarta, pada tahun 2006. Ketika itu dia bikin lembaga bimbingan belajar (LBB) yang di beri nama Smart College. Asmui mengumpulan kawan-kwannya di kampus untuk disalurkan menjadi guru guru les privat.
Sebelum dia pernah menjadi tentor di LBB Bing Pelajar. Hasil dari bisnis itu sesungguhnya lumayan. Namun, usahanya tersebut bubar setelah berjalan dua tahun. Penyebabnya adalh bisnis itu mengganggu kuliah. Karena menjalankan usahanya itu, dia sering tidak masuk kelas. Nilai nya pun banyak yang turun.
Meski begitu, naluri bisnis Asmui tidak mati. Dia harus melakukan itu untuk membantu kuliah. Orang tuanya adalah petani sehingga secara finasial tidak bisa diandalkan sepenuhnya untuk membiayai kuliah Asmui. Berbisnis juga harus dilakukan Asmui sebagai upaya melunasi utang-utangnya yang menggunung.
Kali ini dia menjajal usaha minuman. Alasannya, pengelolaannya mudah dan untuk yang didapat besar. “Kalau makanan, lebih merepotkan. Apalagi, makanan juga lebih cepat basi. Kalau tidak laku, malah bisa merugikan, “urainya.
Awalnya dia menamai minumannya itu dengan Josstea. Namun, Asmui gagal mendapat hak paten. Yang berhasil adalah naa Javapuccino. Dalam meracin berbagai minuman yang akan dijual, dia mengambil kursus barista kepada seorang kawannya yang bekerja sebagai batender.
Lalu, pada 2 Februari 2008, dia memberanikan diri membuka kios minuman kopi dan the Ciputat. Dia bermodal Rp. 3 juta untuk membuat gerobak dan menyewa tempat.
Tak disangka, minumann yang dijualnya laris manis. Dia pun bisa tetap masuk kuliah dan menggaji sang teman yang membantu berjualan. Seperti usaha jalanan lainnya. Dia harus menghadapi premanisme yang meminta uang jatah keamanan. Gerobak yang dititipkan di sebuh tempat penitipan kerap dijarah. Suatu ketika, kotak penyimpanan es yang hilang. Di lain waktu blender yang raib.
Namun, Asmui tidak menyerah. Pada 2008, dia menyediakan ice blend coffe dan aneka the. Setahun kemudian bertambah bubble drink dan smooothies. Sebelum setahun berdagang, dia berhasil menyewa tempat di kantin UIN.
Kampus dan sekolah menjadi tempat utama Asmui membuka dagangan. Saat ini, selain di UIN, outlet javapuccino berada di Universitas Indonesia, Universitas Trisakti, Universitas Tarumanegara, Universitas Padjajaran, universitas Sumatera Utara, dan sejumlah kampus lainnya.
Pengembangan ke sejumlah instansi pendidikan itu berhasil dilakukan setelah 2009 dia membuka kesempatan bagi pihak-pihak yang tertarik menjalankan bisnis itu dengan cara franchise. Selain di kampus-kampus, outlet Javapuccino dijumpai di sejumlah supermarket dan pusat perbelanjaan. Dia kemudian mendirikan PT. Javapuccino Coffe untuk mewadahi usahanya itu.
Asmui menargetkan usahanya naik pangkat, dari gerobak menjadi kafe. Pilot project kafe nya telah di buka di UIN. Setelah ini, kaffe-kafe serupa akan merambah ke gedung-gedung perkantoran. “Hingga kini, belum banyak persaingan di gedung perkantoran. Biasanya sastu kantor hanya terdapat satu kafe, “paparnya. “Sedangkann di Jakarta masih banyak gedung perkantoran yang belum punya kafe. Jadi, pasarnya masih sangat luas,” sambung Asmui.
Cerita sukses javapuccino membuat Asmui menui banyak penghargaan. Diantaranya Wirausaha Muda Sukses Terbaik 2011 dari Menteri koperasi dan UKM RI, Indonesia Franchise Award 2011 kategori fastest Growing Franchise, dan juara Nasional Wirausaha Muda Mandiri 2010.
Tak puas hanya berhenti di satu bidang usaha. Asmui memperluas bisnisnya ke bidang sepatu. Dia mengusung mereka Della Luce. Pasarnya adalaj kelas menengah ke atas. Sepatu-sepatu itu di produksi di Bogor. Dan dipasarkan di daerah Indonesia dengan sistem reseller. Untuk menjalankan usaha sepatu, Asmui menggandeng istrinya, Wiwi Winarti. Sepatu-sepatu yang di produksi lebih banyak adalah ragam sepatu yang digunakan kaum hawa. Pertimbangannya adalah kaum hawa lebih konsumtif untuk urusan alas kaki. (Jawa Pos,Edisi Cetak, Sabtu 10 Maret 2012)
Dari artikel di atas apa yang akan kita ambil kesimpulan sobat Bloger? Tentunya dalam berwiraswasta itu tidak mudah membalikkan tangan, hanya orang-orang yang mempunyai jiwa teguh dan tidak putus asa dalam memulai usaha. Pantang menyerah dan selalu berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar terbuka nya jalan kesukaran. Kesuksesan semoga akan tercurahkan untuk Anda semua. Amin
Dan tentunya, ane akan berusaha juga untuk menjadi yang terbaik dalam kontes Ultrabook Notebook Tipis Harga Murah Terbaik dan Promo Member Alfamart Minimarket Lokal Terbaik Indonesia. Mohon dukungannya.
beritaburung9 Bukan Bloger Terbaik
No comments:
Post a Comment